Kamis bersemangat hari ini aku masih ingin menulis tentang
kegiatan-kegiatan lama yang aku dokumentasikan lewat foto. Kubuka album lama yang
tersimpan dalam folder yang tersusun diantara
folder-folder tak tersusun rapih. Kulihat deretan foto-foto yang penuh warna
yang mampuh membuat senyumku mengembang mengenang dan rasanya ingin kembali
kemasa itu akan tetapi itu mustahil karena masa yang sudah berlalu itu ya cukup
untuk dikenang saja.
Teringat sebuah pertanyaan dari salah satu teman kecilku. Begini
...
“Lebih memilih mana, kamu yang sekarang apa kamu yang dulu?”
Tentu aku lebih memilih yang sekarang karena sekarang bisa
melakukan apa saja lebih dari yang sudah perna dilakukan dimasa yang lalu
sedangkan jika memilih masa lalu kita tidak bisa berbuat banyak yang dapat kita
lakukan. Ya...seperti sekarang aku akhirnya bisa menemukan tempat yang penuh
dengan orang-orang luar biasa di kegiatan One Day One Post ini.
Taraaa akhirnya aku menemukan bahan yang ingin aku tulis yaitu
aku menemukan sebuah foto. Foto ini aku
ambil ketika kegiatan study tour. Wisata Embung Langgeran di Gunung api
purba di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Berjarak
tempuh 22 kilometer dari Kota Wonosari, kawasan Gunung Nglanggeran, tersusun
dari material vulkanik tua. Katanya di Gunung tersebut diperkirakan pernah
aktif pada 70 juta tahun lalu.
Akses menuju lokasi wisata ini cukup mudah
dilalu oleh jenis kendaraan. Untuk mobil pribadi bisa langsung parkir diatas akan tetapi untuk jenis mobil bus pariwisata
hanya sampai di parkiran bawah saja. Hati –hati saja bagi para pengguna sepeda
motor begitu juga dengan kendaraan yang
lainnya karena jalan menuju lokasi parkiran belum beraspal dan sempit masih
banyak bebatuan disepanjang jalan dan jalanan pun menanjak tapi tenang jalannya
searah.
Untuk bisa sampai diatas lokasi atau parkiran atas ada angkutan khusus
untuk mengantarkan para wisata yaitu sejenis mobil bak kecil seprti yang
terlihat pada foto ini. Tarif untuk angkutan mobil bak kecil relatif yang
penting bisa tawar menawarnya ya, biasanya ibu-ibu yang dminta untuk
bernegoisasi dengan pak supir. katanya sudah teruji hasilnya,he...
Ini
adalah tempat parkiran diatas tempat wisata Embung Nglanggeran cukup luas bukan he... Kalau saja nyampe lebih pagi anda bisa melihat
keindahan sunrise, sayang tim rombongan kami sedikit terlambat untuk bisa
sampai disna lebih pagi. Perjalanan yang membutuhkan waktu tidak sebentar ini
sudah terbayarkan dengan melihat destinasi yang disajikan di tempat wisata
Gunung Api purba Nglanggeran ini.
Aku dan
murid-murid unyu alumni 2014-2015. Berada
diantara mereka berasa masih belasan tahun, masih terlihat satu duakan sama mereka,he.... bisiku
menghibur diri. Coba lihat dibelakang foto itu terlihat puncak Gunung Api Purba
yang di selimuti oleh daun dan pepohonan yang terlihat indah dimata. Ditempat
itulah biasanya para pendaki mencoba untuk memacu adrenalinnya. Coba saja, kalau aku dan tim Hipala masa putih
abu-abuku masih bisa berkumpul bersama mungkin gundukan batu itu sudah menjadi
target. Nah katanya di pucuk tertinggi itulah para pedaki menikmati suguhan
taburan cahaya, menikmati taburan bintang jatuh dan menyaksikan terbitnya bulan
dari arah timur. Puncak tertinggi dari Gunung Api Purba Nglanggeran bisa
dicapai dengan berjalan kaki selama lebih kurang dua jam. Puncak tersebut
dijuluki Gunung Gede, berupa bongkahan batuan seluas setengah hektar.
Disekitar
parkiran atas juga terdapat MCK yang bersih dan nyaman dan juga pendopo-pendopo sebagai tempat istirahat para
wisata duduk santai sambil menikmati hamparan hijau yang luas.
Baiklah
masih ada tempat lagi yang indahnya luar biasa, kita harus berjalan keatas menaiki
anak tangga yang lumayan bikin betis kita kenceng. Maklum tinggal didataran
rendah yang tidak terbiasa naik turun .
Sebentar,
sebelum kita pergi ke atas lagi , lihat wow... ini yang lagi pada sarapan pagi nikmatnya
sampai nggak nyadar beraris rapih ditepi jalan serius amat. Pak Amat aja nggak seserius gitu kalo sarapan.he..., “ingat sampahnya buang pada
tempatnya ya...” sambil berlalu meninggalkan mereka dan sarapan paginya. Beda dengan yang ini , tahu aja kalau lagi diambil gambarnya. Banyak tempat menjadi pilihan bagi mereka utuk sarapan pagi.
Ada apa
si diatas sana? Rasa penasaranku seperti menanti jodoh datang menjemputku, haayyyy.iiih
ngomongin apaan sih. Ok. fokus, fokus,he...haayyyy.iiih
ngomongin apaan sih. Ok. fokus, fokus,he...
Sebelum
melangkahkan kaki keanak tangga, temanku
ini menyempatkan diri untuk mengabadikan foto yang menunjukan bahwa disetiap
tempat pasti ada aturan adat masing-masing atau istilah jawanya “Desa mawa
cara, negara mawa tata”. Nah kita harus tertib ya, ngomong dan bertindak baiklah maka alam
pun akan menyambut baik. J
Sebelum turun aku menyempatkan untuk mengambil pesona alam dari atas, kira-kira seperti ini. Aduh ini ada dua kepala punya siapa ya...menghalangi pandangan saja.he...
Aku dan rombongan pun bergegas turun melewati satu demi satu anak tangga. Benar dugaanku sesampai di bawah hujan pun turun.
Nah, untuk hari ini yang bisa aku sampaikan cukup sampai dsini dlu ya, Tulisanku kali ini semoga bermanfaat dan senang sekali jika kalian ikut serta meninggalkan jejak memberikan krisannya dan nantikan tempat wisata-wisata lainnya ya kawan...
Salam
Wisata, Salam Semangat.
#ODOP
#FebruariMembara
Indah bingiiit, kok saya baru denger embung nglanggeran ya? Maklum Kudet
BalasHapus